cerita keluarga korban jatuhnya helikopter basrnas
Budi Restianto, salah satu dari delapan korban jatuhnya helikopter milik Basarnas yang menabrak tebing di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2017) sore, dikenal sebagai sosok pekerja keras, sangat baik, dan suka menolong.
Anggit Bowo Martotama (29), sepupu korban mengatakan, sejak usia dua tahun Budi ikut kakek dan neneknya di Tegalsari, sementara orang tuanya berada di Jakarta. "Dia anak ketiga dari empat bersaudara dan sejak masih muda dikenal pekerja keras," ujarnya.
Bambang Sarjito (62), paman Budi mengaku keluarga tidak memiliki firasat apa pun sebelum adanya kejadian tersebut. Dia terakhir bertemu dengan korban pada saat Lebaran, seusai Salat Idul Fitri. "Dia ke rumah saya, hanya sebentar salaman terus pulang. Saya tidak merasa kalau itu adalah salam terakhir terakhir," ujarnya.
Menurutnya, saat ini korban tinggal di Bringin Asri Blok A Nomr 157 Ngaliyan. Dia tinggal di Bringin supaya lebih mandiri. "Dia pekerja keras, saat masih muda pernah coba buka bengkel," ujarnya.
Dia mewakili keluarga besar meminta kepada seluruh masyarakat dan teman-teman korban untuk memaafkan seluruh kesalahan yang disengaja atau yang tidak disengaja.
Diketahui, Helikopter milik Basarnas terjatuh di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7/2017). Dalam insiden itu delapan orang dipastikan meninggal dunia. Seluruh korban adalah M Affandi, Nyoto Purwanto, Budi Restianto, Catur, dan empat kru heli masing-masing Kpt laut (P) Haryanto, Kpt Laut (P) Solihin, Serka MPU Hari Marsono, dan Peltu LPU Budi Santoso.
sumber : sindonews.com
0 Response to "cerita keluarga korban jatuhnya helikopter basrnas "
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.