Polisi Meminta agar TNI Bersedia UNTUK ini..
Demi meningkatkan kemampuan anak buahnya bertahan di dalam hutan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Badrodin Haiti meminta agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersedia melatih Brimob. Tanpa menunggu lama, Badrodin lantas mengirimkan surat permintaan kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Dalam surat tersebut, Kapolri berharap agar Brimob berlatih raider di Pusdik Passus, Batujajar, Bandung. Setelah menuai berbagai polemik, ternyata bukan raider yang diinginkan, melainkan latihan survival.
Hal itu diungkap langsung oleh Gatot saat jumpa pers di Ruang Cendrawasih, Gedung Graha Tjendikia, Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Jalan Sultan Agung, Kota Semarang. Dia mengaku setuju dengan permintaan tersebut, tapi latihan yang diberikan bukan raider.
"Disetujui untuk latihan survival dan penjejakan latihan di hutan bukan rider," tegas Panglima TNI di hadapan wartawan dan ratusan perwira tinggi di lingkungan Polri, Selasa (28/7).
Lalu, seperti apakah latihan survival itu sendiri?
Kemampuan survival wajib dimiliki setiap anggota TNI, terutama pasukan elite agar siap menjalani tugasnya di berbagai medan. Mereka akan berlatih di hutan selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan tanpa perlengkapan yang memadai.
"Banyak cara bertahan hidup, dengan segala macam yang ada di tempat itu. Di hutan, misalnya prajurit atau Brimob, dia harus bisa hidup dengan lingkungan yang ada, menyesuaikan dengan lingkungan, cuaca alam dan bisa hidup dengan makanan yang ada di hutan itu," ungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (29/7).
Pelatihan ini merupakan latihan dasar yang harus dimiliki setiap prajurit. Selain bertahan hidup, mereka juga diajarkan melakukan penjejakan, maupun anti penjejakan. Dengan latihan ini, para prajurit harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Latihan ini lah yang dijalani setiap pasukan komando, baik Kopassus, Yon Taifib, hingga Paskhas sekalipun. Mereka dilatih dengan keras agar dapat menjalani hidup di dalam hutan, namun tetap siap melakukan penugasan yang datang kapan saja.
"Seminggu, untuk satu materi. Bagaimana prajurit bertahan hidup di satu lingkungan dengan segala keterbatasannya. Bertahan dan siap menghadapi tugas, bukan hanya bertahan hidup, tapi juga tetap mampu melaksanakan tugas-tugas," jelas Wuryanto.
Wuryanto menegaskan, survival sangat berbeda dengan kemampuan raider, dan merupakan bagian kecil di dalamnya. "Raider itu kemampuan itu melakukan sesuatu pembebasan, dan penyerbuan. Survival adalah satu bagian kecil dari raider," pungkasnya
sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-latihan-survival-yang-bikin-brimob-minta-dilatih-tni.html
Dalam surat tersebut, Kapolri berharap agar Brimob berlatih raider di Pusdik Passus, Batujajar, Bandung. Setelah menuai berbagai polemik, ternyata bukan raider yang diinginkan, melainkan latihan survival.
Hal itu diungkap langsung oleh Gatot saat jumpa pers di Ruang Cendrawasih, Gedung Graha Tjendikia, Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Jalan Sultan Agung, Kota Semarang. Dia mengaku setuju dengan permintaan tersebut, tapi latihan yang diberikan bukan raider.
"Disetujui untuk latihan survival dan penjejakan latihan di hutan bukan rider," tegas Panglima TNI di hadapan wartawan dan ratusan perwira tinggi di lingkungan Polri, Selasa (28/7).
Lalu, seperti apakah latihan survival itu sendiri?
Kemampuan survival wajib dimiliki setiap anggota TNI, terutama pasukan elite agar siap menjalani tugasnya di berbagai medan. Mereka akan berlatih di hutan selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan tanpa perlengkapan yang memadai.
"Banyak cara bertahan hidup, dengan segala macam yang ada di tempat itu. Di hutan, misalnya prajurit atau Brimob, dia harus bisa hidup dengan lingkungan yang ada, menyesuaikan dengan lingkungan, cuaca alam dan bisa hidup dengan makanan yang ada di hutan itu," ungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wuryanto saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (29/7).
Pelatihan ini merupakan latihan dasar yang harus dimiliki setiap prajurit. Selain bertahan hidup, mereka juga diajarkan melakukan penjejakan, maupun anti penjejakan. Dengan latihan ini, para prajurit harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Latihan ini lah yang dijalani setiap pasukan komando, baik Kopassus, Yon Taifib, hingga Paskhas sekalipun. Mereka dilatih dengan keras agar dapat menjalani hidup di dalam hutan, namun tetap siap melakukan penugasan yang datang kapan saja.
"Seminggu, untuk satu materi. Bagaimana prajurit bertahan hidup di satu lingkungan dengan segala keterbatasannya. Bertahan dan siap menghadapi tugas, bukan hanya bertahan hidup, tapi juga tetap mampu melaksanakan tugas-tugas," jelas Wuryanto.
Wuryanto menegaskan, survival sangat berbeda dengan kemampuan raider, dan merupakan bagian kecil di dalamnya. "Raider itu kemampuan itu melakukan sesuatu pembebasan, dan penyerbuan. Survival adalah satu bagian kecil dari raider," pungkasnya
sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-latihan-survival-yang-bikin-brimob-minta-dilatih-tni.html
0 Response to "Polisi Meminta agar TNI Bersedia UNTUK ini.."
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.